Penjadwalan di linux dengan Crontab

Crontab adalah sebuah perintah yang sangat berguna untuk menjalankan tugas-tugas yang terjadwal, sehingga akan mengurangi waktu administrasi. Selain crontab, ada juga perintah lain: anacron dan atAnacron digunakan untuk melakukan penjadwalan suatu perintah untuk komputer yang tidak selalu menyala terus menerus. Anacron menggunakan interval waktu harian, mingguan, dan bulanan. Sedangkan perintah at menjalankan suatu tugas sekali pada satu waktu. Yang paling sering digunakan adalah crontab, karena lebih serba guna, dan dapat diatur untuk berjalan pada sembarang interval waktu.
Kampus kami memiliki beberapa server yang akan menjalankan script untuk melakukan backup data-data penting pada jam-jam sepi, dengan menggunakan cron. Sebagai contoh, script backup akan menghentikan beberapa servis, melakukan rsync dari hot server ke cold server, melakukan backup tape archive standar, dan terakhir menjalankan kembali servis-servis yang dihentikan. Berkat program cron, saya tidak harus berada di sana jam satu malam, saat tugas tersebut dijalankan. Yang harus saya lakukan hanyalah melakukan pengecekan pada peralatan backup dan melihat email setiap pagi untuk memastikan semua berjalan dengan lancar.
Dalam melakukan administrasi sistem, pengaturan cron dilakukan melalui file crontab, yang berisi jadwal waktu dan script yang harus dieksekusi. System Linux memiliki file crontab default, yaitu /etc/crontab, yang akan menjalankan beberapa script pada waktu yang telah ditentukan, misalnya setiap jam, harian, mingguan, dan bulanan. Pertama kali membuka file ini, anda mungkin akan sedikit bingung.

[root@localhost ~]# cat /etc/crontab
SHELL=/bin/bash
PATH=/sbin:/bin:/usr/sbin:/usr/bin
MAILTO=root
HOME=/

# run-parts
01 * * * * root run-parts /etc/cron.hourly
02 4 * * * root run-parts /etc/cron.daily
22 4 * * 0 root run-parts /etc/cron.weekly
42 4 1 * * root run-parts /etc/cron.monthly
[root@localhost ~]#
Bagian pertama mengatur beberapa variabel:
SHELL
Baris pertama menentukan shell yang akan digunakan untuk menjalankan baris perintah. Defaultnya adalah /bin/sh.
PATH
Cron berjalan sebagai proses subshell, sehingga kita harus menentukan path atau menggunakan statement PATH pada crontab. Hal ini karena kita tidak melakukan login pada console pada saat akan menjalankan perintah, sehingga kita tidak mengakses file .bashrc atau .bash_profile, dan kita tidak memiliki environment variable seperti pada saat login sebagai user biasa atau root. Penting untuk diingat bahwa kita tidak bisa menampilkan data output tanpa menggunakan console  –  kita tidak memiliki layar untuk menampilkan data tersebut — sehingga setiap output yang kita butuhkan harus disimpan dalam sebuah file log.
MAILTO
Perintah “MAILTO=” pada baris berikutnya akan mengirimkan hasil dari pekerjaan cron kepada user root. Jika kita mendefinisikan MAILTO namun kosong, maka email dari cron akan diabaikan. Jika MAILTO tidak diset, maka email akan dikirimkan kepada user pemilik crontab.
HOME
Baris berikutnya menentukan direktori home yang akan digunakan oleh cron. Jika tidak diset, maka direktori home yang digunakan adalah yang ada pada file /etc/passwd.
# run-parts
Baris ini sebenarnya hanyalah sebuah komentar, walaupun “run-parts” adalah sebuah perintah yang akan menjalankan semua script atau program pada direktori yang ditentukan.
Bagian yang paling sulit bagi kebanyakan orang adalah bagian pengaturan waktu. Kolom berikutnya setelah pengaturan waktu adalah kolom user yang menentukan user “run-as“, dan perintah “run-parts” akan menjalankan script pada direktori yang ditentukan. Ingat bahwa direktori tersebut dinamai sesuai dengan interval waktu yang sesuai untuk menjalankan direktori tersebut. Kita bisa meletakkan script pada direktori yang kita inginkan, sehingga script tersebut akan dijalankan pada waktu yang telah ditentukan pada bagian pengaturan waktu. Namun sebenarnya hal ini bukanlah ide yang bagus, sebab kita bisa saja lupa bahwa ada script di dalam direktori tersebut. Sebaiknya kita mengedit file crontab dan mengisikan tugas-tugas cron kita sendiri, karena dengan cara ini akan lebih mudah untuk mendapatkan daftar tugas-tugas cron dan melakukan pengaturan lebih lanjut melalui crontab. Ingat bahwa ini adalah file crontab milik sistem, yang digunakan untuk menjalankan script dan program untuk maintenance sistem. Sebuah file crontab milik user akan sedikit berbeda, jadi sebaiknya anda tidak menyalinnya.
# Time User Command Path

01 * * * * root run-parts /etc/cron.hourly
02 4 * * * root run-parts /etc/cron.daily
22 4 * * 0 root run-parts /etc/cron.weekly
42 4 1 * * root run-parts /etc/cron.monthly

Dasar-dasar Crontab

Terdapat dua buah file yang menentukan user mana yang bisa menggunakan crontab: /etc/cron.allow dan /etc/cron.deny. Biasanya, hanya ada file cron.deny pada sistem, dan jika file ini ada, dan terdapat nama user di dalamnya (satu user per baris), maka user tersebut tidak diperbolehkan menggunakan perintah crontab. Jika terdapat file cron.allow, maka hanya user yang namanya terdapat pada file ini yang diperbolehkan menggunakan perintah crontab.
Pada file crontab, terdapat enam field untuk setiap entry, dan masing-masing field dipisahkan oleh spasi atau tab.
  • Lima field pertama menentukan kapan perintah akan dijalankan.
  • Field ke-enam adalah perintah yang akan dijalankan.
 Minute - 0-59.
 Hour - 0-23 24-hour format.
 Day - 1-31 Day of the month.
 Month - 1-12 Month of the year.
 Weekday - 0-6 Day of the week. 0 refers to Sunday.
Pada file crontab, akan tampak seperti ini:
# min(0-59) hours(0-23) day(1-31) month(1-12) dow(0-6) command
 34 2 * * * sh /root/backup.sh
Pada contoh tersebut, perintah “sh /root/backup.sh” akan dijalankan pada jam 2:34 AM setiap hari.
Tanda bintang pada contoh tersebut berarti ‘semua waktu‘. Tanda bintang pada kolom ‘menit’ berarti “jalankan setiap menit”.

Percobaan

Sekarang mari kita mencoba membuat sebuah tugas untuk cron. Perintah yang harus kita jalankan adalah crontab -e, yang akan membuka teks editor vi untuk melakukan pengaturan tugas-tugas cron.
[root@localhost ~]# crontab -e
Sekarang masukkan baris berikut ini:
* * * * * /usr/bin/wall "Hello From Crontab"
Setelah disimpan, kita akan melihat keluaran berikut ini:
crontab: installing new crontab
[root@localhost ~]#
Dalam beberapa saat, anda akan melihat pesan berikut ini:
Broadcast message from root (Thu Apr 3 14:52:01 2008):

Hello From Crontab
Pesan ini akan muncul setiap menit, karena kita meletakkan tanda bintang pada semua field waktu. Jika kita tidak menghapus file crontab ini, maka kita akan mendapatkan pesan ini setiap menit selama hidup kita. Hal ini sekaligus menunjukkan apa akibatnya jika kita melakukan suatu kesalahan dengan crontab. Kita harus menjalankan perintah crontab -r untuk menghapus entry di atas.
[root@localhost ~]# crontab -r
Misalkan di masa mendatang kita harus menjalankan web server Apache httpd, cron juga bisa diandalkan. Pertama, kita akan mengecek apakah httpd sedang tidak berjalan. Lalu, kita jalankan perintah date untuk mendapatkan waktu saat ini, sehingga kita bisa mengatur crontab untuk menjalankannya di masa datang.
[root@localhost ~]# service httpd status
httpd is stopped
[root@localhost ~]#
[root@localhost ~]# date
Thu Apr 3 15:45:32 MST 2008
[root@localhost ~]#
Kita dapat dengan mudah menghitung waktu 10 menit dari sekarang. Jalankan perintah crontab -e, dan tulislah file crontab dengan mengingat format waktunya.
# min(0-59) hours(0-23) day(1-31) month(1-12) dow(0-6) command

 55 15 * * * /sbin/service httpd start
Gunakan saja tanda bintang untuk hari, bulan dan hari dalam seminggu, dan gunakan satu spasi saja, sebab beberapa distribusi Linux tidak mengijinkan anda menggunakan lebih dari satu spasi.
55 15 * * * /sbin/service httpd start
[root@localhost ~]# crontab -e
crontab: Installing new crontab
Jika anda melakukan kesalahan, crontab akan memberitahu anda saat anda menutup editor. Dengan asumsi tidak ada kesalahan, web server Apache akan berjalan kurang dari sepuluh menit dari sekarang. Anda bisa menggunakan perintah crontab -l untuk melihat daftar tugas-tugas dalam file crontab.
[root@localhost ~]# crontab -l
55 15 * * * /sbin/service httpd start
Untuk menghapusnya, lagi-lagi kita gunakan perintah crontab -r.
[root@localhost ~]# crontab -r
Kita bisa melakukan banyak kombinasi pengaturan waktu. Ada cara lain untuk pengaturan waktu: “20-27″ menunjukkan range; “3,4,7,8″ artinya hanya interval tersebut untuk suatu pilihan, dan */5 artinya setiap interval ke lima. Fitur lainnya, setelah cron menyelesaikan suatu tugas, kita akan mendapatkan email berisi keluaran dari perintah yang dijalankan.

Contoh lainnya

Entry crontab berikut ini akan menjalankan perintah setiap menit ke 15 dan 30 setiap jam, selama bulan Mei:
15,30 * * 5 * /usr/bin/command
Untuk menjalankan script backup setiap Minggu, Senin, dan Selasa pada jam 2:12 AM, gunakan entry berikut:
12 2 * * 0-2 sh /root/backup.sh
Untuk menjalankan script pada menit ke-12 setiap jam ke-3 setiap harinya, gunakan entry berikut:
12 */3 * * * sh /root/script.sh
Agar cron menuliskan keluaran dari suatu perintah ke dalam sebuah file log, anda bisa menambahkan entry berikut:
12 */3 * * * sh /root/script.sh >> /root/script.log 2>&1
Agar anda tidak menerima email dari cron:
12 */3 * * * sh /root/script.sh > /dev/null 2>&1
Berikut ini contoh email yang akan anda terima dari keluaran cron:
From  root at localhost.localdomain Thu Apr 3 12:08:01 2008
Date: Thu, 3 Apr 2008 12:08:01 -0700
From:  root at localhost.localdomain (Cron Daemon)
To:  root at localhost.localdomain
Subject: Cron <root@localhost> sh /root/s.sh
Content-Type: text/plain; charset=UTF-8
Auto-Submitted: auto-generated
X-Cron-Env: <SHELL=/bin/sh>
X-Cron-Env: <HOME=/root>
X-Cron-Env: <PATH=/usr/bin:/bin>
X-Cron-Env: <LOGNAME=root>
X-Cron-Env: <USER=root>

test

Beberapa tips dalam menggunakan cron:

  • Selalu gunakan path absolut.
  • Jika anda tidak yakin apakah tugas-tugas cron telah selesai, periksalah email anda.
  • Hapus entry cron yang sudah tidak diperlukan lagi.
  • Pastikan crond berjalan.

Perintah-perintah:

crontab -e - Mengedit file crontab yang sudah ada, atau membuat file baru.
crontab -l - Menampilkan isi file crontab.
crontab -r - Menghapus file crontab.
crontab -u - Mengedit crontab milik user.

Startup dan Shutdown diLinux


Proses shutdown
Memahami proses yang berlangsung pada saat startup dan shutdown akan memudahkan dalam mencari
kesalahan (troubleshooting) ketika terjadi masalah yang berhubungan dengan startup dan shutdown
komputer.

2.1. Proses Startup
Proses startup pada sistem Linux dapat dilihat pada gambar di bawah:


Keterangan:
1. Pertama kali mesin melakukan power on self test (pemeriksaan hardware).
2. Program BIOS yang ada di ROM akan dieksekusi.
3. Boot Loader yang ada di MBR akan dieksekusi.
4. Load Kernel Linux ( /boot/vmlinuz ) ke RAM.
5. Menjalankan program init.
2.1.1. init
init merupakan proses level user yang pertama kali dijalankan oleh kernel dan mempunyai nomor
proses (PID)=1. Selanjutnya init akan membaca file /etc/inittab dan menjalankan perintah didalamnya.

2.1.2. File /etc/inittab
Format umum isi file /etc/inittab adalah sbb:
id:runlevel:action:process

Keterangan :

id  = menunjukan identitas suatu baris
runlevel = menunjukan di run level berapa saja yang akan diterapkan
action = menunjukan action  apa yang akan kita lakukan
proses = program atau perintah yang haru di lakukan/di eksekusi

Proses Startup

Proses starup dimulai ketika sistem sudah memanggil LILO dan proses booting sudah diserahkan pada sebuah program induk yang disebut dengan init. Pada hampir kebanyakan distribusi Linux, proses startup mengikuti aturan-aturan seperti berikut.

    Eksekusi LILO
    LILO Memuat secondary loader pada /boot/chain.b.
    /boot/chain.b menjalankan Kernel Linux. Sampai pada bagian ini, seorang pengguna akan melihat tampilan pesan pada layar seperti menjalankan daemon, memerika integritas perangkat keras, dan sebagainya.
    Kernel menyerahkan tugasnya kepada init.
    Init menjalankan berbagai program di belakang layar yang dibutuhkan oleh seorang user untuk login ke dala sistem.
    Init memanggil program yang digunakan untuk login.

Proses Startup pada tiap Distribusi

Seperti sudah diterangkan di atas, setelah init mengambil alih tugas booting sistem dari LILI atau GRUB, init akan menjalankan sistem sesuai dengan default run level yang digunakan. Pada beberapa distribusi, penanganan run level ini berbeda satu dengan lainnya.



Run Level pada RedHat dan OpenLinux

Kedua distribusi ini meletakkan program-program shell pada direktori /etc/rc.d. Program-program yang berhubungan dengan init diletakkan dalam sebuah direktori master pada /etc/rc.d/init.d. Sedangkan direktori lainnya lagi memiliki nama yang sama untuk setiap run level, misalnya /etc/rc1.d/ untuk run level 1.

Debian/GNU LINUX
Debian memiliki kesamaan dengan RedHat ataupun OpenLinux. Perbedaan terletak pada direktori master, yaitu /etc/init.d sedangkan untuk RedHat atau OpenLinux adalah /etc/rc.d.init.d.

Slackware
Slackware memiliki kesamaan dengan RedHat ataupun OpenLinux. Perbedan terletak pada distribusi Slackware yang tidak menggunakan file dengan link sombolik seperti yang digunakan oleh distribusi lainnya. Jadi setiap file yang berhubungan dengan init adalah program binari yang memang dapat dieksekusi untuk menjalankan script shell.

SuSE
Perbedaan utama SuSE dengan RedHat ataupun Open Linux adalah struktur yang berada pada direktori master /etc/rc.d/rc di link kembali ke direktori aktif yang berada pada /etc/rc.d/.

Proses Startup dan LILO
Penggunaan boot manajer memungkinkan kita untuk menjalankan lebih dari sistem operasi pada satu komputer. Dengan boot manajer kita dapat memilih salah satu sistem operasi untuk dijalankan pada waktu proses booting pertama kali. Kebanyakan distribusi saat ini menyertakan LILO atau GRUB yang dapat diinstal pada waktu proses instalasi. Keberadaan boot manajer ini memungkinkan seorang user untuk dapat menggunakan harddisk berukuran besar dengan menyertakan opsi linear pada lilo.conf. Untuk mengkonfigurasikan lilo, dapat dilakukan dengan menggunakan tool-tool berbasis grafis, seperti RedHat dengan Linuxconf atau Webmin untuk Open Linux. Meskipun tersedia tool berbasis grafis, kita dapat mengkonfigurasikan lilo dengan menggunakan cara manual pada file /etc/lilo.conf.

Jika pada satu komputer terdapat dua sistem operasi (misal Linux dan MS Windows), pada file lilo.conf terdapat dua baris utama yang menunjukkan opsi yang digunakan untuk menjalankan kedua sistem operasi tersebut. Pada kedua baris tersebut terdapat sebuah opsi label yang merupakan nama dari sistem operasi yang digunakan untuk menjalankan salah satu sistem operasi yang digunakan.

Salah satu opsi yang digunakan pada lilo adalah pengaturan waktu yang digunakan untuk memberikan kesempatan user memilih salah satu sistem operasi yang digunakan sebelum nilai default yang digunakan lilo dijalankan. Opsi ini menggunakan timeout dan berisikan nilai dalam satuan detik. Misalkan kita akan mengatur timeout dengan satuan waktu 20 detik, tambahkan opsi berikut ke dalam lilo.conf.

timeout = 200
opsi lainnya dalah default, yang digunakan untuk mengatur dafult sistem operasi yang akan dijalankan jika batas timeout di atas sudah habis. Untuk mengatur Linux sebagai default sistem operasi yang akan dijalankan, gunakan opsi berikut.

default = linux
Untuk menjalankan sistem operasi, dalam konfigurasi lilo harus dimasukkan opsi image yang digunakan untuk memanggil image dari kernel Linux. Contoh berikut digunakan untuk memanggil image kernel yang digunakan pada distribusi RedHat 7.2.

image=/boot/vmlinuz-2.4.7-10
Setelah memuat image dari Kernel Linux, langkah berikutnya adalah menentukan label dari kernel Linux yang digunakan, termasuk partisi tempat file image tersebut berada.

label=linux

root=/dev/hda5

Langkah terakhir adalah dengan mengaktifkan perubahan yang dilakukan pada file lilo.conf dengan mengetikkan perintah lilo pada prompt Linux seperti berikut.

#lilo
Berikut ini adalah isi file lilo.conf yang penulis gunakan pada distribusi RedHat 7.2.

prompt

timeout=50

default=linux

boot=/dev/hda

map=/boot/map

install=/boot/boot.b

message=/boot/message

linear

image=/boot/vmlinuz-2.4.7-10

label=linux

read-only

root=/dev/hda5



Install aplikasi di linux


Pada kali ini saya akan membahas installasi sebuah aplikasi pada OS linux. Pada OS lain dengan mudahnya kita dapat menginstall sebuah aplikasi, hanya dengan klik ganda lalu ikuti petunjuk maka aplikasi tersebut sudah dapat berfungsi di komputer. Berbeda pada OS linux, sebagian paket/ekstensi file harus menggunakan terminal command untuk melakukan installasi file. Let's learn...


Cara menginstall program di linux dibagi menjadi beberapa bagian;
1. mengcompile dan install program dari source
2. menginstall program berekstensi RPM dari Redhat Packet Manager
3. menginstall program menggunakan apt-get bawaan debian
4. menginstall program di mandriva
5. menginstall program di fedora menggunakan yum
6. menginstall paket di slackware
7. menginstall file binary (.BIN/ .SH)

Berikut saya akan tuliskan caranya bagaimana cara menginstall software di linux berdasarkan kategori yang telah saya kelompokkan diatas;

1. mengcompile dan install program dari source
Biasanya aplikasi yang diinstall dari source akan berekstensi “.tar.gz”, “.tar.bz2″, “. zip”, dan biasanya sebelum menginstall program tersebut ada beberapa orang yang lebih suka menaruh file-file tersebut sebelum diinstall di /usr/local/src/ tetapi ini bukan suatu keharusan bisa ditaruh dimana saja. Langsung saja ke tahap selanjutnya mulai menginstall, pertama-tama buka terminal atau command prompt anda lalu langsung menuju ke dimana anda menaruh file tersebut, lalu lakukan hal ini, sesuaikan dengan ekstensi file anda.

[ file dengan ekstensi .tar.gz ------> tar -xzvf <nama file> ]

[ file dengan ekstensi .tar.bz2 ------> tar -jxvf <nama file> ]

[ file dengan ekstensi .zip ------> unzip <nama file> ]

setelah melakukan hal tersebut maka file anda akan terekstaks secara otomatis akan membuat sebuah folder, lalu buka file tersebut dengan

[ cd <nama file> ]

langkah selanjutnya adalah tinggal tinggal melakukan pre-installation dengan menuliskan

[ ./configure ]

[make]

[make install]
sampai disini sudah selesai, namun ada baiknya sebelum melakukan instalasi program anda membaca manual dalam menginstall program tersebut biasanya ada di INSTALL atau README.

2. menginstall program berekstensi RPM dari Redhat Packet Manager
Untuk menginstall program dengan ekstensi ini sangat mudah biasanya aplikasi ini di pakai pada distro redhat dan turunannya, berikut caranya;

[ menginstall program ---' rpm -i <nama file> ]

[ menguninstall program ---' rpm -e <nama file> ]

3. menginstall program menggunakan apt-get bawaan debian
Pada distro debian danturunannya dikenal apt-get untuk menginstall program, namun ada yang lebih penting selain aplikasi tersebut yaitu kita arus menset source-list yaitu alamat yang digunakan untuk aplikasi tersebut menginstall program in iberguna apabila kita menggunakan aplikasi apt-get ini secara online. Biasanya alamat tersebut ditambahkan di /etc/apt/source.list dengan cara buka dengan aplikasi editor anda lalu tambahkan alamat-alamat yang berisi source-list program.

Setelah melakukan perubahan source.list ada baiknya kita melakukan

[ apt-get update ] untuk mengupdate source.list yang kita miliki.

Langkah selanjutnya adalah mengintall program menggunakan apt-get

[ install ---' apt-get install <nama program> ]

[ uninstall --' apt-get remove <nama program> ]

4. menginstall program di mandriva
Untuk menginstall program di mandriva dapat dilakukan dengan cara

[ install --' urpmi <nama program> ]
[ uninstall --' urpme <nama program ]

5. menginstall program di fedora menggunakan yum
Pada dasarnya cara menginstall menggunakan yum hamper sama dengan menggunakn pt-get di debian berikut caranya

[ yum update ]

[ yum install <nama program> ]

[ yum remove <nama program> ]

6. menginstall paket di slackware
menginstall paket di slackware lebih gampang lagi tinggal masuk ke root kemudian;

[ install -'installpkg <nama program.tgz> ]

[ uninstall --' removepkg <nama program.tgz> ]

atau bisa juga menggunakan
[ pkg tool ]

selain itu kita juga bisa mengubah file berekstensi rpm ke format tgz dengan cara yang sangat mudah

[rpm2tgz <nama paket.rpm>]

7. menginstall file binary (.BIN/ .SH)

untuk menginstall program binary ada beberapa langkah yang pertama pastikan file tersebut dapat dieksekusi berikut caranya;

[ chmod +x nama program.bin], kemudian

[ ./nama program.bin]

[sh nama program.sh]

Mungkin ini hanya beberapa cara saja dari banyak cara dalam menginstall program di linux namun ini sudah cukup untuk mengenal dan menginstall program di linux

Catatan :
” Cara diatas semuanya dilakukan menggunakan console/terminal/ command-prompt di linux.
” biasanya dalam menginstall program hanya bisa dilakukan oleh root, maka masuklah sebagai root untuk menginstall program-program tersebut. Ada beberapa cara masuk ke root bisa menggunakan [su], atau bisa juga menggunakan [sudo su].
” Selain cara menginstall diatas mungkin anda bisa menggunakan aplikasi GUI yang juga bisa digunakan untuk menginstall program, sebagai contoh di debian dan ubuntu bisa menggunakan synaptic packet manager.

Manajemen User (Linux)

Pada linux kita bisa mengatur manajemen user, sebenarnya pada OS lain pun kita bisa mengatur user juga akan tetapi tidak seluwes di linux. Di linux kita bisa melakukan milti user login (login pada banyak user), berbeda pada OS lainnya dimana kita harus menutup user aktif untuk masuk kedalam user yang baru.

Kali ini kita akan membahas penambahan user baru secara manual di linux distro ubuntu.

1. login sebagai administrator/root
    $ su -
2. buka file passwd
    # gedit /etc/passwd
3. buat user baru dengan menambahkan data di bagian paling bawah, misalnya :
    user:x:1001:1002:user,,,:/home/user:/bin/bash
    format :
    nama_user:password:UID:GID:,,,:dir_user:dir_bash
4. buka file group
    # gedit /etc/group
    group::1002:user
    format :
    nama_group::GID:anggota_user_group

5. buka file shadow
    # gedit /etc/shadow
    user::14719:0:99999:7:::
    format :
    14719 adalah tempat password dari user
6. buat directory home user
    # mkdir /home/user/
7. ubah kepemilikan folder user
    # chown 1001 /home/user/
    1001 adalah UID user
8. ubah kepemilikan group user
    # chgrp group /home/user/
9. copy file bash dari root ke user
    # cp /root/.bash* /home/user/

untuk memastikan file .bash* sudah tersalin ketik perintah
   # cd /home/user/
   /home/user/ # ls -la

maka akan muncul tampilan seperti berikut


    total 16
    drwxr-xr-x 2 user group 4096 2011-12-20 20:06 .
    drwxr-xr-x 4 root root 4096 2011-12-20 19:59 ..
    -rw------- 1 root root 2984 2011-12-20 20:06 .bash_history
    -rw-r--r-- 1 root root 2227 2011-12-20 20:06 .bashrc

10. ubah kepemilikan file .bash* tadi
      /home/user/ # chown /home/user/.*
      /home/user/ # chgrp /home/user/.*

cek kembali :

maka akan muncul tampilan seperti berikut


    total 16
    drwxr-xr-x 2 user group 4096 2011-12-20 20:06 .
    drwxr-xr-x 4 user group 4096 2011-12-20 19:59 ..
    -rw------- 1 user group 2984 2011-12-20 20:06 .bash_history
    -rw-r--r-- 1 user group 2227 2011-12-20 20:06 .bashrc



Setelah semua selesai, coba login inget ctrl + alt + F1... lalu login

Buat balik ke GUI tekan alt+F7

Backup data di Linux dengan TAR

Pentingnya data-data dalam komputer kita terkadang sering kita abaikan. Bayangkan apabila data pekerjaan lama yang anda buat dan harus diserahkan kepada bos anda esok harinya tiba-tiba hilang ? Sumpah serapah, beribu jampi-jampi pun tidak akan menjadi suatu solusi yang bisa mengembalikan data anda. Pentingnya backup data sangatlah penting, apalagi apabila anda mengalami hal diatas.

Banyak aplikasi yang menggunakan command terminal ataupun visual untuk backup data. Disini saya akan membahas tentang backup menggunakan TAR

1. TAR

Kependekan dari TAPE ARCHIEVER. Sebuah cara backup file menggunakan command line sehingga bisa digabung dgn bash script.
INSTALASI DAN BEKERJA DGN TAR
kali ini UBUNTU DAPPER. Tak ada yg perlu diinstall untuk program yg satu. Untuk bekerja dengan tar begini caranya;
1. Masuk ke terminal dan masuk ke directory dimana hasil backup akan disimpan;
cd /home/dur/backup
2. jalankan perintah berikut;
tar cvfz backup.tar.gz /home/dokument
(artinya;
c=create; bikin backup
v=verbose; tampilkan proses backup
f=file; argumen sesudahnya adalah nama file backup
z=gzip(?)=selain di backup di kompresi juga
/home/dokumen; direktory yg akan di backup
inforormasi lebih lanjut bisa dilihat di terminal dgn peintah;
man tar
TAR DAN SCRIPT BASH
Dgn script bekerja jadi lebih mudah. Sekali pencet beberapa perintah bisa jalan sekaligus. Ini contoh script-nya;
#!/bin/bash
tar cvfz musik.tar.gz /home/dur/musik
tar cvfz pic.tar.gz /home/dur/pic
tar cvfz film.tar.gz /home/dur/film
tar cvfz ebook.tar.gz /home/dur/ebook

Facebook Twitter RSS